Cari dan Temu

Kolom Sponsor

Rabu, 24 Oktober 2012

Lengkuas Penyambung Hidup



“Gangsal ewu nggih mboten cekap mba.” Tutur beliau sambil duduk melepas rasa lelahnya. Nominal yang begitu kecil sangat berarti bagi beliau. Lima ribu rupiah bukan angka yang dapat mencukupi kebutuhan hidup wanita ini. Empat anaknya telah hidup dengan keluarganya masing-masing.

Dari desa Karang Joho, Bawen, Semarang. Setiap pagi Jariyah (70) menjual berbagai jenis rempah-rempah yang ia ambil dari lahannya sendiri. Salah satunya lengkuas. Setiap harinya perempuan berkepala tujuh mampu menggendong paling banyak 32 kilogram rempah-rempah. Sedangkan untuk jumlah standar setiap harinya ia hanya mampu menjual sepuluh Kg.

32 Kg bukan kuantitas yang kecil bagi wanita seumuran beliau. Lengkuas yang ia jual diberi harga seribu lima ratus rupiah per Kg-nya.Jadi satu hari jika saya menjual 10 Kg saya mendapatkan penghasilan lima belas ribu rupiah mbak!” ujarnya

Dia berujar bahwa hasil dari penjualan lengkuas tersebut ia hanya mendapatkan penghasilan kotor sebesar limabelas ribu rupiah. Dengan rincian sepuluh ribu rupiah digunakan untuk transportasi sehingga dia hanya mendapatkan penghasilan sebesar limaribu rupiah setiap harinya.

Didapat dari keterangannya, untuk menutupi kekurangan atas hasil yang ia peroleh ia menambahkan sayur-sayuran berupa bayam yang ia beli dari petani dengan harga duaribu rupiah per ikatnya yang kemudian ia jual dengan harga tiga ribu rupiah. Sehingga ia mendapatkan keuntungan sebesar seribu rupiah untuk kebutuhan primernya.

Pekerjaan itu telah dilakukan oleh Jariyah bertahun-tahun lamanya. Semangat menjalani hidupnya yang hanya berteman dengan sepi. Karena suaminya sudah tiada. Dan ia hidup bersama dengan tetangga yang paham akan arti tolong menolong.


0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright 2035 Kompress Media
Blog by Damar Nurani