Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo Selasa (23/10)melakukan
sidak di 2 kantor kecamatan, Kecamatan Senen dan Kecamatan Cempaka Putih, serta
2 kantor kelurahan, Kelurahan Senen dan Kelurahan Cempaka Putih Timur.
Hasilnya, banyak birokrat yang belum di kantor saat jam buka pelayanan. Hal itu
membuat Gubernur Jakarta periode 2012-2017 itu bingung dengan para perangkat
birokrasi disana. Dilangsir dari
Kompas.com, Jokowi akan melakukan sidak
lagi pagi ini. Beliau akan melakukan blusukan
lagi pada pukul tujuh hari ini. Rencana Gubernur
Jakarta itu pantas diapresiasi semua pihak. Hal itu telah menunjukan bahwa sang
gubernur telah melakukan tugasnya sebagai pemerhati dan pengontrol birokrasi pemerintahan
kususnya di Jakarta. Dia telah memberi perhatian khusus pada birokrasi
pemerintahannya sendiri.
Hal itulah yang patut ditiru oleh para pemimpin kita sekarang
ini. Sudah jelas bahwa pemerintah kita membutuhkan pemimpin layak memimpin dan dapat
benar-benar memperhatikan kinerja mereka. Semua itu perlu dilakukan agar para
perangkat negara dan Pegawai Negeri Sipil
(PNS) di Indonesia menjaga tingkat produktifitasannya. Terlebih dengan
kemajuan teknologi dan pendidikan yang mengglobal sekarang ini yang memaksa
para civitas untuk tidak hanya mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi namun
juga tingkat pemikiran dan produktifitas yang seharusnya semakin maju.
Pemimpin yang layak seharusnya memelihara tanggung jawab dan
komitmen di penjuru organisasi dengan memastikan bahwa semua karyawan memahami
bagaimana mereka memberikan kontribusinya untuk kesuksesan bersama, dan dapat
mengakui kontribusi bawahannya. Dengan adanya sikap layak pimpin tersebut dan
diterapkan oleh masing-masing pemimpin, maka Indonesia akan menjadi negara yang
disiplin dalam birokrasinya.
Namun ternyata sikap layak
pimpin tersebut masih jauh dengan para pemimpin-pemimpin kita. Daya jangkau
Pemimpin yang masih sempit dan budaya awal yang mana Pemimpin masih merasa
bahwa dia adalah orang penting yang harus dihormati serta ketakutan untuk keluar dari zona kennyamanan mereka membuat
mereka menutup mata dengan kebobrokan kinerja para pegawainya. Bahkan banyak
pemimpin yang menciptakan sendiri space (baca:
jarak) diantara dirinya dan para bawahannya.
Pemimpin seharusnya dapat menanamkan pentingnya integritas
personal dan standar etika yang tinggi diantara kualitas yang diperlukan dalam
diri pemimpin. Hal itu akan meneladani para bawahannya dalam melaksanakan
tugasnya. Untuk itulah, langkah awal Gubernur Jakarta tersebut seharusnya
menginspirasi para leader di Bumi
Pertiwi ini. Para pemimpin seharusnya mengenal betul tentang potensi-potensi
yang dimiliki oleh para staf beserta
birokrasinya. Memberi perhatian dengan kinerja mereka, bukan berarti tidak
percaya dengan kemampuan mereka. Justru itulah awal penanaman kepercayaan dalam
birokrasi sehingga mereka merasa berkewajiban menjaga kinerja mereka. (Kompressmedia_Septiana)
0 komentar:
Posting Komentar