Cari dan Temu

Kolom Sponsor

Rabu, 24 Oktober 2012

Jamu Masih Jadi Tradisi

Kompressmedia, Salatiga- berawal dari hobi di masa mudanya Ngatini (68) menekuni racikan jamu asli jawa, berawal dari belajar dengan temanya sampai akhirnya dia mampu memproduksi dan menjual sendiri sehingga dapat membantu perekonomian keluarga besarnya. Selama 32 tahun Ngatini menggeluti pekerjaannya, dia harus bersaing dengan beberapa penjual jamu lainnya. 

“Memang mbak, sekarang banyak penjual jamu tradisional yang menambahkan bahan-bahan kimia dalam racikanya tetapi saya yakin pada pendirian saya untuk tetap menjaga keaslian jamu yang peracikan saya” ungkapnya.

Ketika ditanya tentang jamu apa saja yang dia jual, Ngatini memaparkan tentang berbagai macam jamu yang dia bawa. Seperti jamu Sirih yang menurutnya berkhasiat membuat badan kaum muda berbau wangi. Lalu ada juga jamu Brotowali jamu yang terkenal pahit yang justru berkhasiat meredakan perut kembung yang dalam istilah jawa biasa di kenal dengan istilah senep.


Niki nggeh wonten (baca: ini juga ada) jamu Kunir Asem yang berwarna kuning, memiliki khasiat menghilangkan bau badan pada remaja kalih  jamu cabe puyang menurutnya jamu ini bisa meredakan kecapean akibat aktifitas yang padat jika telah meminumnya badan kita akan kembali segar” paparnya.

Ngatini juga menambahkan tentang jamu Beras Kencur yang berkhasiat mengobati batuk pilek dan jamu Temulawak yang cocok untuk orang yang ingin menambah berat badannya.

“Saya masih sangat berharap jamu gendong bisa terus di lestarikan dan di sukai oleh semua kalangan mbak!” ujar Ngatini lirih. Menurutnya, memang sekarang ini masih banyak peminat jamunya dari berbagai kalangan.

“Saya mengkonsumsi jamu kunir asem milik ibu Ngatini setiap hari, sudah biasa soale mbak!” ujar Susi, salah satu pelanggan setia Ngatini.

Saat ditanya tentang pesannya kepada para penjual jamu lainnya, dia menyarankan agar para temannya tetap menjaga ke aslian jamu dan menjaga racikan racikan jamu agar jamu gendhong tetap diminati dan di konsumsi secara terus menerus tanpa efek samping. (Kompressmedia_Wulan/Abah/Sutrisno)

0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright 2035 Kompress Media
Blog by Damar Nurani